Ta'aruf
~Tugas Manusia Sebagai Makhluk ALLAH
Nabi Adam as. sampai Nabi Muhammad saw. serta manusia beriman lainnya harus dapat melaksanakan tugas² pokok manusia yaitu sbg berikut :
1.Menyembah ALLAH.
2.Taat kepada ALLAH dan Rasul-Nya.
3.Mengetahui dan memahami segala perintah ALLAH dan segala larangan-Nya.
4.Melaksanakan segala perintah ALLAH dan menjauhi segala larangan-Nya.
~Iman Kepada ALLAh
Abu Hasan Al Asyari adalah pendiri aliran Asy'ariah atau Ahlusunah waljamaah. Beliau lahir di Basrah pada tahun 873 M. Beliaulah yang memperkenalkan 13 sifat ALLAH (yang oleh pengikutnya dikembangkan menjadi 20 sifat). Asy'ariah bersikap moderat terhadap doktrin teologi. Di satu sisi, Asy'ariah menggunakan akal untuk menyikapi masalah teologi. Di sisi lain, mereka juga percaya penuh kepada dalil wahyu. Penduduk Asy'ariah antara lain adalah Khalifah Al Mutawakil (Abbasyiah) dan Ulama Besar Imam Al Ghazali. Asy'ariah berkembang luas khususnya di dunia timur yang meliputi India, Pakistan, dan termasuk Indonesia.
~Sifat Terpuji
Kegemaran Nabi Muhammad saw. adalah membantu penduduk Mekah dalam memecahkan perselisihan di antara mereka. Ketika Ka'bah dibangun kembali (setelah runtuh) semuah suku di Mekah turut serta bekerja membangunnya. Akan tetapi, terjadi perselisihan hebat sewaktu menempatkan Hajar Aswad di antara pemimpin suku. Semuanya merasa paling berhak dan paling terhormat untuk mengembalikan ke tempat semula. Setelah bermusyawarah, mereka memilih Muhammad yang masih muda pada saat itu untuk menjadi hakim/penegak dan menentukan keputusannya.
Keputusan yang diambil Muhammad tidak mengurangi kehormatan salah satu suku pun. Beliau membentangkan selembar kain putih di tanah, meletakkan Hajar Aswad ditengah kain tersebut, lalu meminta masing-masing pemimpin suku untuk memegang ujung kain tersebut dan mengangkat Hajar Aswad itu ke tempatnya, lalu Muhammad meletakkan batu itu sebagaimana semula. Semua itu merupakan integritas kejujuran dan kebijaksanaan yang membuat Nabi Muhammad saw. memperoleh gelar Al-Amin(yang dapat dipercaya).
~Sumber Hukum Islam
Usaha menghimpun Al Qur'an secara tertulis dimulai segera setelah Nabi wafat. Abu Bakar, khalifah pertama memerintahkan Zaid bin Sabit, juru tulis utama Nabi, untuk mengumpulkan lembaran Al Qur'an yang terpisah-pisah. Teks yang dikumpulkan tersebut disimpan olehnya. Setelah Abu Bakar wafat pada tahun 634 M, teks tersebut diserahkan kepada Umar bin Khattab khalifah ke-dua, setelah Umar wafat pada tahun 644 M, Usman bin Affan, khalifak ke-tiga membentuk sebuah dewan yang diketuai oleh Zaid bin Sabit untuk membuat 6(enam) salinan naskah berdasarkan mushaf Abu Bakar. Setelah pekerjaan itu selesai, salinan tersebut ditulis dengan teliti. Kalifah Usman mengumpulkan para sahabat Nabi dan membacakan edisi "asli" tersebut dimuka umum. Kemudian mengirimkan Mushaf Usman ke pusat-pusat pemerintahan dunia dalam teks Al Qur'an yang dipakai sekarang termasuk di Indonesia dalah teks yang sama dengan mushaf Usman.
>> Apabiala ada kesalahan ataupun kekeliruan dalam tulisan di atas mohon dimaklumi..
Currently have 0 komentar: